Sabtu, 28 Juni 2014

Pilpres 2014

Saat ini kita sudah tahu bahwa untuk Pemilihan Presiden tahun 2014 ada dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden. Calon tersebut adalah, tidak sesuai dengan nomor urut (karena memang belum ditentukan nomor urut kedua pasangan calon tersebut saat tulisan ini dibuat), Joko Widodo - Muhammad Jusuf Kalla atau kita sebut saja dengan Jokowi dan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa atau kita sebut saja dengan Prabowo.

Jokowi vs Prabowo.
Siapa yang akan menjadi Presiden Republik Indonesia berikutnya? Menurut saya jika Prabowo menang maka keadaan kita sebagai rakyat Indonesia akan sama saja dengan keadaan kita selama 10 tahun terakhir ini. Kenapa saya berpendapat begitu? Karena orang-orang pendukungnya sama saja dengan pendukung pemerintahan 10 tahun terakhir. Hatta Rajasa adalah seorang Mentri di kabinet sebelumnya bahkan besan presiden berkuasa sebelumnya. Partai pendukung pun kebanyakan adalah partai pendukung pemerintahan sebelumnya, walaupun sekarang ada beberapa partai yang berbeda. Jadi bagi anda yang merasa dalam 10 tahun terakhir ini nyaman bagi hidup anda, mungkin memilih Prabowo adalah pilihan yang paling rasional.

Bagaimana bila Jokowi yang menang? Melihat dari tindak-tanduknya selama memimpin Jakarta, maka menurut saya akan banyak perubahan di lingkup kecil dan lokal dalam periode satu-dua tahun pertama. Ingat di Jakarta Jokowi berhasil mengubah bentuk beberapa waduk? Lalu yang fenomenal adalah membenahi Tanah Abang dan kemudian mendirikan kampung deret yang menjadi program unggulannya saat kampanye. Bagi saya yang akan fenomenal jika Jokowi jadi Presiden adalah dia akan menyelesaikan masalah lumpur Sidoarjo. Dalam waktu satu dua tahun pertama pemerintahannya saya rasa masalah lumpur tersebut akan selesai. Entah berapa banyak APBN yang disedot untuk menyelesaikan masalah tersebut namun saya yakin paling tidak terlihat ada progres besar penyelesaian masalah lumpur Sidoarjo yang berlarut-larut. Perubahan kecil tersebut akan terasa besar dampaknya karena disorot media.

Setelah dua tahun masa pemerintahan Jokowi lewat perubahan besar yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tidak kunjung datang. Hidup akan begini-begini saja. Ganti pemimpin tapi kalau aparatnya tidak ganti rasanya sih sama saja. Saya hanya berharap semoga saja tidak ada jabatan yang lebih tinggi lagi yang dikejar Jokowi setelah ini.

Prabowo selama ini diisukan sebagai seorang tentara yang menyalahgunakan kewenangannya dengan kasus penculikan aktivis di tahun 1998. Banyak yang bilang dia bersalah namun yang membela pun tidak sedikit. Tapi faktanya saat itu Prabowo berhenti (atau diberhentikan) dari militer dan menghilang tanpa berita jelas sampai muncul lagi di konvensi Partai Golkar tahun 2004.
Sejak tahun 1998 Prabowo berhenti dari militer. Namun setelah itu masih ada kasus kekerasan militer vs aktivis dengan dibunuhnya Munir. Sampai saat ini belum ada satu pun pejabat tinggi dari militer yang dinyatakan bersalah atas kasus Munir. Itu bukti bahwa setelah Prabowo tidak lagi di militer masih saja ada kekerasan yang disangkakan dari militer. Jadi bukan berarti dengan tidak aktifnya Prabowo di militer lalu militer menjadi anti kekerasan seketika.

Jokowi juga diisukan dengan pencitraan. Walaupun memang benar-benar berat bagi seseorang yang tidak terbiasa melakukan apa yang seperti Jokowi lakukan jika hanya demi pencitraan. Dia masuk-masuk ke got. Dia ke tempat-tempat kumuh. Dia jalan kaki dan naik sepeda. Dia....banyak lagi deh pokoknya.
Sosoknya dikenal di seantero Indonesia baru-baru saja, terutama beberapa bulan menjelang pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Tiba-tiba saja sejak saat itu Jokowi muncul ke permukaan dengan Esemka-nya. Prestasinya mungkin bagus saat dia menjadi Walikota Solo. Namun bukankah banyak juga Gubernur dan Bupati yang memiliki prestasi bagus saat menjabat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini? Tapi kenapa hanya Jokowi yang terkenal? Tidak ada yang tahu!

Jadi ingat kejadian kira-kira 10 tahun lalu saat SBY tiba-tiba mundur dari Menko Polkam. Itu adalah titik balik bagi dia sehingga dia dikenal oleh seluruh rakyat Indonesia. Siapa yang sangka saat itu SBY yang didukung oleh partai yang mendapat suara tidak signifikan akan menjadi Presiden Republik Indonesia tahun 2004-2009? Padahal saat itu lawan-lawan SBY di Pemilihan Presiden 2004 bukanlah nama-nama sembarangan. Megawati, Wiranto, Amien Rais dan Hamzah Haz. Empat orang lawan yang memegang jabatan tinggi dan tertinggi saat itu. Dia yang tidak diperhitungkan saat itu tiba-tiba melejit menjadi nomor satu dan berhasil menjadi presiden selama dua periode berturut-turut.

Sampai dengan dua tahun lalu orang berpikir bahwa dalam pemilihan presiden 2014 akan terjadi pertarungan ketat antara Prabowo dan Aburizal Bakrie atau Ical. Prabowo dari sejak tahun 2009 sudah memproklamirkan diri menjadi calon presiden. Ical pun semenjak dipilih oleh partainya jadi ketua umum sudah diamanahkan untuk menjadi presiden oleh partainya. Dua orang ini terus menerus menempati posisi yang tinggi di survey-survey yang dilakukan oleh lembaga survey baik yang netral ataupun bayaran. Iklannya menghiasi media-media nasional, baik di televisi, spanduk ataupun media cetak. Namun setelah Jokowi berhasil menjadi Gubernur DKI dan melihat prestasinya di DKI dalam hanya beberapa bulan pemerintahannya, nama Jokowi tiba-tiba melonjak menjadi nomor satu di setiap survey yang dilansir media-media. Bahkan dua kandidat kuat sebelumnya tiba-tiba tercecer jauh dari kepopuleran Jokowi yang begitu cepat naik.

Dari sisi visi misi kedua calon presiden saya lihat secara sekilas kalau visi misi Prabowo lebih spesifik namun melihat perkembangan kita selama 16 tahun reformasi rasanya target-targetnya agak muluk-muluk, misalnya pembagian susu untuk rakyat miskin. Wong sapi aja masih impor kok bisa-bisanya kasih susu ke rakyat miskin? Susu dari mana? Impor juga? hehehehe.

Visi misi Jokowi lebih umum dan tidak jelas tindakan yang akan dilakukannya, mirip seperti saat dia mau menjadi Gubernur DKI. Bagi yang ingat janji Jokowi saat kampanye Gubernur DKI terlihat bahwa satu-satunya tindakan yang sesuai saat ini hanya pembangunan kampung deret. Revitalisasi Waduk dan pembenahan Tanah Abang tidak pernah sekalipun terlontar dari Jokowi ataupun tim suksesnya saat kampanye, namun itulah yang saat ini menjadi perbincangan berbagai pihak karena memang hasilnya terlihat dan dibesarkan sebesar-besarnya oleh media kita.

Dari sisi agama keduanya memang memeluk Agama Islam. Namun dari sumber-sumber yang beredar selama ini tidak ada dari keduanya yang mendalami Islam secara lengkap. Jokowi pernah diisukan salah gerakan saat melakukan Wudhu. Prabowo malah pernah minta seorang wanita untuk menjadi Imam Shalat. Hal-hal dasar dalam Islam yang seharusnya diketahui oleh orang yang Islam abangan sekalipun. Benar atau tidaknya berita-berita tersebut mengindikasikan bahwa kedua calon presiden kita saat ini memang bukan orang yang ilmu agamanya kuat, bahkan dapat dibilang bahwa keduanya lebih menjadikan Islam sebagai status daripada sebagai pedoman hidupnya. Saya yakin tidak ada satu pun capres yang hafal Al-Qur'an 30 juz.

Satu hal yang menarik dari Jokowi sebagai salah seorang capres adalah kemampuannya dalam melakukan stand up comedy. Waktu kampanye Gubernur DKI, Jokowi sempat melakukan stand up comedy di depan para pendukungnya. Beberapa hari yang lalu di Denpasar pun Jokowi melakukan stand up comedy pula. Sebelumnya di acara Partai Nasdem Jokowi pun melakukan stand up comedy yang sama. Jika memang Jokowi jadi Presiden, mungkin ini adalah presiden pertama kita yang ahli stand up comedy. Komedi yang benar-benar lucu dan membuat yang mendengar tertawa tanpa dibuat-buat seperti presiden-presiden sebelumnya yang mencoba melucu dan penontonnya tertawa padahal tidak ada lucu-lucunya.

Yang hebat dari Prabowo adalah kemampuannya menguasai beberapa bahasa asing. Menurut sumber yang saya baca bahasa asing yang dikuasai Prabowo adalah Inggris, Jerman dan Perancis. Walaupun mampu berbicara dalam tiga bahasa asing, tapi menurut saya cara pidato Prabowo masih jauh dari kesan yang cas cis cus. Masih ada kata-kata ng...., ah....., ehm..... dalam setiap pidato atau pernyataannya yang tanpa teks. Mungkin dapat terlihat siapa yang lebih unggul dalam hal pidato atau berbicara di depan publik saat debat presiden nanti.

Bagi yang menginginkan perubahan, mungkin Jokowi dapat dijadikan pilihan, walaupun saya yakin perubahan tersebut hanya bersifat kecil dan lokal (namun besar karena peran media) dan hanya berlangsung satu dua tahun pertama masa pemerintahannya. Bagi yang senang dengan kondisi sekarang, lebih baik Prabowo saja yang dipilih, toh orang-orang di pucuk pemerintahan nantinya bakal itu-itu saja.

Bagi yang senang dengan capres militer, ya pilih Prabowo. Yang gak senang ya pilih Jokowi.

Bagi yang masih senang terbuai pencitraan, ya pilih Jokowi. Bagi yang muak dan kapok dengan pencitraan, ya pilih Prabowo.

Bagi yang fanatik dengan agama Islam, ya pilih yang paling banyak didukung ormas atau partai Islam. Prabowo lebih banyak didukung oleh yang memiliki basis Islam. Jokowi lebih banyak didukung oleh yang berbasis non-muslim.

Bagi yang beranggapan bahwa presiden terpilih dan kroni-kroninya nanti bebas korupsi, rasanya salah alamat. Bukan Indonesia namanya kalau pusat kekuasaannya bukan jadi sarang korupsi. Tapi apakah si presiden yang korupsi atau tidak, tidak ada yang tahu. Tapi pastinya akan ada saja yang korupsi di pusat kekuasaan.

Bagi yang mau golput juga ok kok. Tapi bagi saya golput itu terlalu mudah untuk dilakukan. Golput kan tidak melakukan apa pun, mudah bukan? Tidak melakukan apa pun juga bisa disebut telah menentukan pilihan.

Bagi saya, siapa pun yang menang saya berharap agar hidup kita sebagai bangsa Indonesia menjadi lebih mudah. Lebih mudah bukan berarti lebih murah. Lebih mudah artinya kita mendapatkan barang dan jasa dengan harga yang sepadan (kalau bisa murah dan terjangkau) dan ketersediaannya jelas. Jika memang lebih mahal berarti ada kompensasi berupa alternatif yang lebih terjangkau dan tidak menyulitkan. Jika lebih ketat mohon dibukakan insentif yang jelas sehingga mudah untuk diikuti dan dijalani.

Selamat memilih dalam Pemilihan Presiden 2014. Semoga yang terbaik menang. Semoga yang menang jadi yang terbaik bagi Indonesia sampai 2019 nanti!
sumber :
http://plibaknikmatstrelak.com/index.php/opini/ideas/342-my-view-regarding-pilpres-2014

PERPAJAKAN INTERNASIONAL


PERPAJAKAN INTERNASIONAL

tugas ke 11

Masing-masing negara berhak untuk menentukan pajak dalam batas kenegaraannya yang mengakibatkan perbedaan perpajakan di tiap-tiap negara, selain juga disebabkan perbedaan budaya dan pemaksaan pajak. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan dalam penentuan pajak dan penentuan biaya.
Keseimbangan dan netralitas
Prinsip equity menyatakan dalam kondisi sama pembayar pajak hendaknya dibebankan pajak yang sama sedang netrality menyatakan pengaruh pajak hendaknya tidak memiliki imbas dalam pengambilan keputusan bisnis.
Sumber pendapatan
Sumber pendapatan dikelompokkan dalam dua kelas yaitu sumber pendapatan dalam negeri dan luar negeri. Sumber pendapatan luar negeri adalah hasil ekspor barang dan jasa termasuk dari cabang di luar negeri dan dikenai pajak pada saat pendapatan diakui. Pajak cabang LN dapat dikenakan dengan menggunakan dua metode yaitu pendekatan teritorial dan worldwide. Pendekatan teritorial berprinsip pajak dikenakan di negara asal di mana pendapatan di dapat. Pendekatan worldwide dikenakan baik pada penghasilan dalam maupun luar negeri (pajak berganda).
Penentuan biaya
Penentuan biaya berpengaruh pada besar pajak. Jika R dan D dikapitalisasi maka pajak penghasilan akan berlangsung selama masa pengakuan nilai sampai habis dalam penghapusannya. Jika diperlakukan sebagai biaya hanya berpengaruh pada periode tertentu sehingga berdampak pada pajak langsung. Perbedaan penentuan umur aset akan menentukan besar biaya. Aset didepresiasi lebih pendek berakibat pada biaya menjadi lebih besar dan pajak lebih kecil.
Tipe-tipe pajak
1. Corporate Income Tax, dua pendekatan yang digunakan sistem klasik yaitu pajak dikenakan jika penghasilan sudah diterima dan dicatat subyek pajak. Dan sistem integral yaitu mengeliminasi pajak berganda lewat dua metode yakni split rate dan imputansi.
2. With Holding Tax, penghasilan yang dihasilkan perusahaan anak di LN dikenakan pajak negara itu, sedang dividen yang dikirim ke perusahaan dikenakan pajak negara tempat perusahaan induk berada.
3. Indirect Tax, pajak tidak langsung dikenal sebagai pajak pertambahan nilai. Konsep mendasari adalah bahwa pajak dikenakan pada tiap tahap produksi. Pertambahan nilai didapat dari penghasilan barang dikurang nilai input, tetapi PPn bukan pajak penjualan.
Penghindaran pajak berganda
Permasalahan pengenaan pajak terhadap anak perusahaan di LN adalah kemungkinan terjadi pengenaan pajak ganda yaitu saat penghasilan diakui dikenai pajak nnegara tersebut dan dikenai pajak negara perusahaan induk saat penghasillan diakui oleh perusahaan induk.penghindaran pajak dapat menggunakan metode :
1. Kredit pajak, perusahaan dapat mengurangi beban pajak dengan dollar for dollar basis.
2. Traktat pajak, perbedaan filosofi pembebanan pajak menimbulkan treaty untuk meminimisasi pajak berganda, melindungi hak amsing-masing negara dalam memungut pajak dan menyediakan acuan untuk memutuskan suatu masalah.
Perpajakan USA untuk sumber pendapatan luar negeri
Pendapatan dibagi dua :
1. Pendapatan dari impor dan ekspor barang jasa perusahaan induk
2. Pendapatan dari cabang di luar negeri
Prinsip terkait adalah prinsip penangguhan dan prinsip kredit pajak.
Konsep Tax Haven, ialah tempat orang asing menerima pendapatan atau aset tanpa membayar tarif pajak tinggi.
Controlled Foreign Corporation, perusahaan USA dapat memilih untuk memproduksi, menjual melalui perusahaan anak di LN.
Pendapatan Cabang, hukum pajak di USA memiliki qualified business unit yang dibagi dua bagian yaitu penghasilan didistribusikan ke kantor pusat dan penghasilan ditahan di LN tempat QBU berada.
Insentif Pajak
1. Insentif untuk menarik eksportir agar ekspor dapat bersaing di LN
2. Insentif bagi investor asing agar menanamkan modal karena ada keringanan pajak.
3. Insentif lain adalah zero rate namun bukan berarti tak dikenai pajak. Jika sektor telah kompetitif maka tarif dinaikkan.
Perusahaan penjualan luar negeri
Foreign sales corporation harus memenuhi tuntutan :
1. Berbentuk korporasi dan memiliki kantor pusat di LN
2. Perusahaan secara substantif ekonomis bukan hanya legal
3. Memiliki min.25 pemegang saham
4. Ekspor dilakukan di luar USA

Keanekaragaman Sistem Pajak Nasional
Pengelolaan yang efektif atas potensi pajak memerluka pemahaman atas sistem pajak nasional yang sangat berbeda dari suatu negara ke negara lain.
Macam-Macam Pajak
Lima macam pajak yaitu :
1. Pajak penghasilan perusahaan
2. Pajak pungutan
3. Pajak pertambahan nilai
4. Pajak perbatasan
5. Pajak transfer


Beban Pajak
Ketika semakin banyak perusahaan yang mengurangi tarif pajak perusahaan marginal, banyak pula negara yang memperluas dasar pajak perusahaan. Dalam dunia nyata tarif pajak efektif jarang sekali sama dengan tarif pajak nominal. Dengan demikian tidaklah tepat untuk mendasarkan perbandingan antarnegara pada tarif pajak wajib saja. Lagipula tarif pajak yang rendah tidak selalu berarti beban pajak yang lebih rendah. Secara internasional beban pajak harus selalu ditentukan dengan mengamati tarif pajak efektif.

Sistem Administrasi Pajak
Untuk penyederhanaan terdapat dua sistem yaitu :
1. Sistem klasik
2. Sistem terintegrasi

Insentif pajak luar negeri
Banyak negara menawarkan insentif pajak untuk menarik investasi luar negeri. Insentif dapat berupa hibah tunai bebas pajak yang digunakan untuk biaya aktiva tetap dari proses industri baru atau pengampunan untuk membayar pajak selama beberapa periode waktu.
Kompetensi Pajak Yang Membahayakan
Tren diseluh dunia yang mengarah pada penurunan tarif pajak penghasilan perusahaan merupakan dampak langsung kompetisi pajak. Kompetisi yang dilakukan oleh negara surga pajak akan bermanfaat jika dapat membuat pemerintah menjadi lebih efesien. Sedangkan dampaknya berbahaya jika mengalihkan pendapatan pajak bagi pemerintah yang sebenarnya memerlukan pendapatan tersebut untuk menyediakan jasa yang dibutuhkan oleh kalangan usaha.
Pemajakan Terhadap Sumber Laba Dari Luar Negeri dan Pemajakan Ganda
Kebanyakan negara menerapkan prinsip seluruh dunia dan mengenakan pajak terhadap laba atau pendapatan perusahaan dan warga negara di dalamnya, tanpa melihat wilayah negara. Gagasan yang mendasarinya adalah bahwa anak perusahaan asing sebuah perusahaan lokal hanyalah suatu perusahaan lokal yang kebetulan beroperasi di luar negeri.

Kredit Pajak Luar Negeri
Kredit pajak luar negeri dapat dihitung sebagai kredit langsung atas pajak penghasilan yang dibayarkan atas laba cabang atau anak perusahaan dan setiap pajak yang dipungut pada sumbernya seperti deviden, bunga, dan royalti yang dikirimkan kembali kepada investor domestik. Kredit pajak juga dapat diperkitakan jika jumlah pajak penghasilan luar negeri yang dibayarkan tidak terlampau jelas.

Pembatasan Kredit Pajak
Pembatasan kredit pajak luar negeri tersendiri berlaku untuk pajak AS atas sumber pajak penghasilan luar negeri untuk masing-masing jenis penghasilan berikut ini :
1. Pendapatan pasif
2. Pendapatan jasa keuangan
3. Pendapatan pajak pungutan yang tinggi
4. Pendapatan transportasi
5. Deviden untuk masing-masing perusahaan luar negeri dengan porsi kepemilikan sebesar 10% hingga 50%

Perjanjian Pajak
Perjanjian pajak mempengaruhi pajak pungutan atas deviden, bunga dan royalti yang dibayarkan oleh perusahaan di suatu negara kepada pemegang saham asing. Perjanjian ini biasanya memberikan pengurangan timbal balik atas pajak pungutan deviden dan seringkali mengecualikan royalti dan bunga dari pajak pungutan.
Pertimbangan Mata Uang Asing
Keuntungan atau kerugian dalam mata uang asing yang secara umum dilokasikan antara sumber AS dan sumber luar negeri dengan mengacu pada tempat kedudukan pembayar pajak yang di dalam buku akuntansinya mencerminkan aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing.sumber keuntungan atau kerugian adalah amerika serikat.

Dimensi Perencanaan Pajak
Pengamatan atas masalah perencanaan pajak dimulai dengan dua hal dasar :
1. Pertimbangan pajak seharusnya tidak pernah mengendalikanstrategi usaha
2. Perubahan hukum pajak secara konstan membatasi manfaat perencanaan pajak dalam jangka panjang


Pertimbangan Organisasi
Jika operasi luar negeri pada awalnya diramalkan akan mendatangkan kerugian mungkin akan menguntungkan secara pajak apabila diorganisasikan secara cabang pada tahap awal. Jika anak perusahaan diorganisasikan di sebuah negara surga pajak yang tidak mengenakan pajak sama sekali, maka penangguhan pajak akan semakin terlihat menarik.

Perusahaan Luar Negeri Yang Dikendalikan Dan Laba Subbagian F
Amerika Serikat menutup lubang kelemahan ini dengan Perusahaan Luar Negeri yang dikendalikan dan provisi laba Subbagian F. Laba Subbagian F mencakup beberapa pendapatan penjualan dan jasa dengan pihak berhubungan istimewa.

Induk Perusahaan Di Luar Negeri
Induk perusahaan ini yang menyangkut pajak antara lain :
1. Mempertahankan manfaat tingkat pajak pungutan atas deviden, bunga, royalti, dan pembayaran serupa lainnya.
2. Menunda pajak AS atas laba luar negeri hingga laba tersebut direpatriasikan ke induk perusahaan AS (yaitu dengan menanamkan kembali laba tersebut di luar negeri)
3. Menunda pajak AS atas keuntungan dari penjualan saham anak perusahaan operasi luar negeri

Perusahaan Penjualan Luar Negeri
Amerika Serikat menciptakan perusahaan penjualan luar negeri FSC untuk mendorong ekspor dan memperbaiki posisi neraca pembayaran AS yang makin memburuk. Berdasarkan provisi FSC sebagian laba dari ekspor AS yang dilakukan oleh FASC dikecualikan oleh pajak penghasilan AS.
Keputusan Pendanaan
Sebagaimana yang ditunjukan oleh diagram berikut perusahaan afiliasi pendanaan luar negeri juga dapat digunakan untuk mengalihkan laba dari negara dengan pajak tinggi yang menjadi lokasi induk perusahaan atau perusahaan afiliasike negara yang yurisdiksi pajak rendah tempat perusahaan afiliasi yang memberikan pendanaan.

Penggabungan Kredit Pajak
Laba yang digabungkan dari banyak sumber memungkinkan kelebihan kredit yang dihasilkan dari negara dengan tarif pajak tinggi untuk mengurangi laba yang diterima dari wilayah dengan tarif pajak rendah.kelebihan kredit pajak dapat diperluas untukpajak-pajak yang dibayarkan berkaitan dengan deviden yang dibagikan oleh perusahaan luar negeri lapis kedua dan ketiga dalam suatu jaringan perusahaan multinasional.

Perencanaan pajak internasional
Ekspor, FSC memberi kesempatan dan menyediakan keuntungan pajak. Jika perusahaan menentukan lisesnsi untuk teknologi LN harus memperhatikan with holding tax dan tax treaty.
Cabang, kerugian umum terjadi pada tahun pertama dan digunakan perusahaan induk untuk mengurangi beban pajak.
Perusahaan anak, keuntungan anak perusahaan belum dikenakan pajak sebelum dibagikan dalam bentuk pendapatan ke perusahaan induk tapi kerugian tak dapat dikompensasi ke perusahaan induk.
Lokasi untuk operasi LN, berhubungan dengan insentif pajak, tarif pajak, dan tax treaty.
sumber :
1. http://kartikautami27.blogspot.com/2011/03/perpajakan-internasional.html
2. Choi Federick D.S dan Gary K.Meek.2005.Akuntansi internasional.edisi kelima.jakarta-salemba empat.
3.http://ninisug.blogspot.com/2011/05/penetapan-harga-transfer-dan-perpajakan.html


PENETAPAN HARGA TRANSFER

PENENTUAN HARGA TRANSFER
tugas ke 10

 Harga transfer dapat didasarkan pada biaya selisih kenaikan atau harga pasar. Pengaruh lingkungan atas harga transfer juga menimbulkan sejumlah pertanyaan mengenai metodologi penentuan harga. Prinsip wajar atau harga transfer antarperusahaan dengan mengandaikan transaksi itu terjadi antarpihak yang tidak berhubungan instimewa di pasar yang kompetitif. Menurut undang-undang Pajak Penghasilan di AS terdapat metode-metode: 

1. Metode Harga yang Tidak Terkontrol Setara 
Berdasarkan metode ini harga transfer ditentukan dengan mengacu pada harga yang digunakan dalam transaksi setara antara perusahaan yang independent atau setara perusahaan dengan pihak ketiga yang tidak berkaitan. 

2. Metode Transaksi Tidak Terkontrol yang Setara 
Metode ini diterapkan untuk pengalihan aktiva tidak berwujud. Metode ini mengidentifikasikan tingkat royalty acuan dengan mengacu pada transaksi yang tidak terkontrol di mana aktiva tidak berwujud yang sama atau serupa dialihkan. Sebagaimana metode harga tidak terkontrol yang setara, metode ini bergantung pada perbandingan pasar. 

3. Metode Harga Jual Kembali 
Metode ini menghitung harga transaksi yang wajar yang diawali dengan harga yang dikenakan atas penjualan barang yang dimaksud kepada pembeli yang independent. Margin yang memadai untuk menutup beban dan laba nomal kemudian dikurangkan dari harga ini untuk memperoleh harga transfer antarperusahaan. 

4. Metode Penentuan Biaya Plus 
Metode ini berguna apabila barang semi jadi dialihkan antarperusahaan afiliasi luar negeri atau jika suatu entitas merupakan sub kontraktor bagi perusahaan lain. 

5. Metode Laba Sebanding 
Metode ini mendukung pandangan umum yang menyatakan bahwa pembayar pajak yang menghadapi situasi yang mirip harusnya memperoleh imbalan yang mirip pula selama beberapa periode waktu tertentu. 

6. Metode Pemisahan Laba 
Metode ini digunakan jika acuan produk atau pasar tidak tersedia. Metode ini mencakup pembagian laba yang dihasilkan melalui transaksi dengan pihak berhubungan istimewa yaitu antara perusahaan afiliasi berdasarkan cara yang wajar. 

7. Metode Penentuan Harga Lainnya 
Metode ini dapat digunakan jika menghasilkan ukuran harga wajar yang lebih akurat. 

PRAKTIK HARGA TRANSFER 
Dalam praktiknya, beberapa metode penentuan harga transfer digunakan bersamaan. Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode harga transfer antara lain tujuan perusahaan: apakah tujuannya adalah mengelola beban pajak, atau mempertahankan posisi daya saing perusahaan, atau memprromosikan evaluasi kerja yang setara. 

MASA DEPAN 
Teknologi dan perekonomian global menimbulkan tantangan sendiri bagi banyak prinsip-prinsip yang mendasari perpajakan internasional, bahwa setiap setiap bangsa memiliki hak menentukan untuk dirinya sendiri seberapa banyak pajak yang dapat dikumpulkan dari rakyatnya dan kalangan usaha yang ada di dalam wilayahnya. Namun, pemerintah di seluruh dunia mengharuskan metode penentuan harga transfer pada prinsip harga wajar. Yaitu, perusahan multinasional di Negara berbeda dikenakan pajak seakan-akan mereka adalah perusahaan independent yang beroperasi secara wajar dari satu sama lain. Perhitungan harga wajar tidak relevan karena semakin sedikit perusahaan yang beropreasi dengan cara ini. Efeknya bagi perpajakan nasional, kerjasama dan pembagian informasi yang makin erat antara otoritas pajak di seluruh dunia. Kompetisi pajak juga semakin besar. Internet membuat upaya mengambil keuntungan dari Negara surga pajak semakin mudah. Pajak tunggal juga digunakan sebagai alternative untuk menggunakan harga transfer dalam menentukan penghasilan kena pajak. 

Hal yang diperhatikan dalam pembentukan organisasi yang di dalamnya akan timbul harga transfer dan hubungannya dengan proses sistem pengendalian manajemen adalah: 

* Menetapkan tujuan yang selaras antara divisi dan perusahaan. Dalam arti bahwa manajer divisi mengambil keputusan yang akan memaksimumkan laba perusahaan dengan memaksimumkan laba divisinya. 
* Menetapkan otonomi tiap divisi. Agar nantinya terjaga otonomi divisi, dalam arti tidak ada campur tangan manajemen puncak terhadap kebebasan manajer divisi dalam pengambilan keputusan 
* Penyerahan kekuasaaan berdasarkan pada kemampuan untuk menyerahkan tanggungjawab dari keuntungan. Tanggungjawab keuntungan tidak dapat diserahkan dengan aman kecuali dua kondisi ada yaitu orang yang menyerahkan memiliki seluruh informasi relevan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan keuntungan yang optimum dan performa orang yang menyerahkan diukur melalui bagaimana ia dengan baik membuat trade-off biaya atau pendapatan. Oleh karena itu, idealnya organisasi harus mencari orang-orang yang berkompeten dalam negoisasi dan arbitrasi dari harga transfer. 
* Dua keputusan yang meliputi perancangan sistem harga transfer. Pertama adalah keputusan sourcing: haruskah perusahaan memproduksi sendiri atau harus membelinya dari luar atau pemasok? Yang kedua adalah keputusan harga transfer: pada harga berapa produk harus ditransfer antar pusat laba? Idealnya, harga transfer kurang lebih seperti harga pasar, dengan penyesuaian agar tidak ada biaya yang muncul selama transfer dalam perusahaan. 
* Jika kompetisi harga tidak terjadi, harga transfer mungkin akan ditetapkan dengan dasar biaya ditambah laba, meskipun beberapa harga transfer mungkin akan lebih rumit untuk dihitung dan hasilnya kurang memuaskan bila berdasar pada harga pasar. Biaya transfer dapat dibuat pada standar biaya ditambah profit margin, atau dengan menggunakan sistem dari dua langkah penetapan harga.
* Metode negoisasi harga transfer harus berada ditempatnya dan di sana harus ada mekanisme arbitrasi untuk penyelesaian perdebatan, tetapi susunannya jangan terlalu susah supaya manajemen tidak terlalu mencurahkan perhatian berlebih yang bisa mengakibatkan jumlah waktu harga transfer jadi tidak semestinya. 
* Terdapat beberapa contoh yang mungkin terjadi pada organisasi kompleks secara lengkap memuaskan sistem harga transfer. Sama dengan banyak pilihan desain pengendalian manajemen, perlu untuk memilih yang paling baik dari beberapa aksi bagian yang hampir sempurna. Sesuatu yang penting adalah menyadari area yang tidak sempurna dan memastikan prosedur administrasi dipekerjakan untuk menghindari keputusan suboptimum.
Istilah HT ini dijumpai pada perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat laba dan antar pusat laba tersebut terjadi transfer barang/jasa.

Adanya transfer barang dan jasa dihubungkan dengan proses deferensiasi bisnis dan karena perlunya integrasi dalam organisasi yang telah melakukan diferensiasi bisnis.

Diferensiasi bisnis = diversifikasi à jalan yang dibuat seorang manajemen saat ia menghadapi banyak ketidakpastian, sehingga resiko bisnis meningkat, sehingga untuk menurunkan resiko, ia membuat diversifikasi.
Misalnya : Perusahaan semen yang berkembang mempunyai 2 alternatif :
Alternatif 1  : Terus menginvestasikan dana di usaha semen
Alternatif 2 : Melakukan diversifikasi pada industri lain yang berlainan dengan bisnis sebelumnya (bisnis semen)

Diversifikasi biasa ditempuh melalui proses divisonalisasi (proses pembentukan divisi-divisi yang berperan sebagai pusat laba, yang diserahi fungsi produksi, pemasaran dan diberi tanggung jawab untuk hasilkan laba yang sepadan dengan investasi yang ditanam dalam bisnis divisi)

Peran Harga Transfer  :
  1. Harga Transfer MEMPERTEGAS DIVERSIFIKASI
HT menetapkan dengan tegas hak masing-masing menajer divisi uyntuk mendapatkan laba. Tiap-tiap divisi yang terlibat merundingkan unsure-unsur yang membentuk HT, karena unsure-unsur tersebut akan berdampak terhadap laba yang pada akhirnya laba tesebut digunakan untuk mengukur kinerja divisi
  1. HT SEBAGAI ALAT UNTUK MENCIPTAKAN MEKANISME INTEGRASI
Manajemen puncak dapat mewajibkan suatu divisi untuk memilih sumber pengadaan dari divisi lain dalam perusahaan ketimbang dari luar perusahaan, hanya jika hal ini bisa menguntungkan perusahaan secara keseluruhan. Dengan adanya kebijakan manajemen puncak ini, manajer divisi yang terlibat dipaksa untuk merundingkan HT yang adil bagi divisi yang terlibat.

KONSEP HT :

                   Arti Luas à  Harga produk / jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan.
                   Contoh : Biaya listrik yang dialokasikan dari dept. pembangkit listrik ke dept. lain yang menikmati listrik
HT

                  Arti Sempit à Harga produk / jasa yang ditransfer antar pusat laba dalam 1 perusahaan.

Dalam transfer barang / jasa ada 2 macam keputusan :
  1. Keputusan Pemilihan Sumber / Sourcing Decision
à Keputusan mau membeli sumber dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan
  1. Keputusan Penentuan HT / Transfer Pricing Decision
à Jika dipilih keputusan membeli dari dalam, akan timbul keputusan berikut : “Pada harga berapa HT diterapkan ?”

KARAKTERISTIK HT :
1.       Masalah HT timbul jika divisi yang terkait diukur kinerjanya berdasarkan laba divisinya.
Perusahaan yang dibentuk berdasarkan divisi-divisi akan dinilai kinerjanya berdasarkan laba yang diperoleh, maka manajer pusat laba sangat peduli terhadap factor-faktor yang mempengaruhi  penerimaan laba, termasuk di dalamnya penentuan HT (baik bagi divisi pembeli/penjual).
Jika beli, gak mau menanggung rugi akibat ketidakefisienan divisi penjual
Jika jual, gak mau jual terlalu murah, hanya karena alasan masih dalam satu perusahan

2.       HT SELALU MENGANDUNG UNSUR LABA
Bagi divisi penjual, HT merupakan pendapatan yang pada gilirannya merupakan unsure laba yang dipakai sebagai dasar penilaian kinerja, sehingga adanya transfer barang ke divisi pembeli harus mengandung unsur biaya di dalamnya

3.       HT MERUPAKAN ALAT MEMPERTEGAS DIVERSIFIKASI, SEKALIGUS MENGINTEGRASIKAN DIVISI YANG DIBENTUK
à Proses pembentukan HT memberi kesempatan kepada manajer divisi yang terkait untuk merunding semua unsure pembentuk HT, karena unsure ini akan mempengaruhi besar kecilnya laba.
à Dengan HT, divisi yang telah dibentuk dianggap sebagai perusahaan “independent” yang melakukan nego penetapan harga barang yang ditransfer antar divisi tersebut.


PENENTUAN HT BERDASARKAN BIAYA
  • Berdasarkan biaya penuh produk yang ditransfer, yang dapat dipilih antara biaya penuh riil dan biaya penuh standart.
  • Bila biaya riil yang dipilih, ada kemungkinan tejadi ketidakefisienan divisi penjual dibebani ke divisi pembeli (karena biaya penuh divisi penjual mengandung pemborosan) à Biaya ini tidak baik digunakan sebagai dasar penetapan HT
  • Bila biaya penuh standart yang dipilih, hal di atas dapat dihindari karena biaya standart mencerminkan operasi terbaik dengan biaya yang seharusnya dibebani oleh divisi penjual.
Tapi  biaya standart ini akan membuat keenganan divisi penjual untuk memperbaiki efisiensi produksi, karena jika efisiensi ditingkatkan, HT menjadi kecil dan akhirnya laba yang dihasilkan divisi penjual turun à kinerja turun.
Untuk mamcu divisi penjual untuk melakukan efisiensi, penurunan biaya standart sebagai hasil perbaikan efisiensi, biaya stndart tidak langsung digunakan sebagai dasar penentuan HT, tetapi dalam waktu tertentu, divisi penjual diberi kesempatan untuk menikmati tambahan laba akibat efisinesi, sehingga penlaian kinerja naik.

Yang Harus Diperhatikan Jika BIAYA dijadikan sebagai dasar penentuan HT
  1. Metode Penentuan HT harus mendorong divisi penjual senantiasa melakukan perbaikan efiensi dan produktivitasnya
  2. Jika terjadi ketidakefisienan pada divisi penjual, tidak boleh dialihkan ke divisi pembeli melalui HT
  3. Untuk menentukan HT, harus ada aturan, oleh sebab itu tiap ada transfer barang harus dilakukan melalui negoisasi

Rumus Umum HT

                                                      HT = Biaya Penuh** + Laba

                                                

                                                    y% x aktiva penu (aktiva lancar + tidak lancar)

**) Biaya Penuh bisa memakai 3 pendekatan :
            1. Pendekatan Full Costing
            2. Pendekatan Variabel Costing
            3. Pendekatan ABC

JIKA GUNAKAN PENDEKATAN FULL COSTING
OKKY Corp. memiliki dua divisi (Divisi A dan B) yang dibentuk sebagai pusat laba. Divisi A menghasilkan suku cadang Q dan dijual di pasar luar sebanyak 10% dan sisanya ditransfer ke divisi B. Manajer Divisi A dan B sedang mempertimbangkan penentuan harga transfer suku cadang Q untuk tahun anggaran yad. Menurut anggaran, divisi A akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 1000 unit dengan taksiran biaya benuh untuk tahun anggaran yad sebagai berikut :
            Biaya produksi                                    Rp. 200.000.000
            Biaya administrasi dan umum             Rp.   50.000.000
            Biaya pemasaran                                 Rp.   20.000.000
                                                                        -------------------- +
            TOTAL biaya penuh divisi A             Rp. 270.000.000

Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggarna adalah sebesar Rp. 1.000.000.000 dan laba yang diharapkan yang dinyatakan dalam ROI = 20%
Tentukan harga transfer untuk suku cadang Q !

Jawab :

·         Perhitungan Markup :
Biaya administrasi & umum                                        Rp.   50.000.000
Biaya pemasaran                                                         Rp.   20.000.000
Laba yang diharapkan : 20% x Rp. 1.000.000.000     Rp. 200.000.000
                                                                                    -------------------- +
Jumlah                                                                         Rp. 270.000.000
Biaya Produksi                                                            Rp. 200.000.000
                                                                                    ---------------------
Markup                                                                                    135%

·         Perhitungan Harga Transfer :
Biaya Produksi                                                            Rp. 200.000.000
Markup 135% x Rp. 200.000.000                               Rp. 270.000.000
                                                                                    -------------------- +
Jumlah harga jual                                                        Rp. 470.000.000
Volume produksi                                                             1.000 unit
Harga transfer perunit                                             Rp. 470.000,-

JIKA GUNAKAN PENDEKATAN VARIABLE COSTING
Biaya Variabel :
Biaya produksi variable                                  Rp. 150.000.000
Biaya administrasi umum variable                  Rp.   10.000.000
Biaya pemasaran variable                                Rp.     5.000.000
                                                                        -------------------- +        Rp. 165.000.000
Biaya Tetap :
Biaya produksi tetap                                       Rp.   50.000.000
Biaya administrasi umum teta p                      Rp.   40.000.000
Biaya pemasaran tetap                                    Rp.   15.000.000
                                                                        --------------------- +       Rp.   95.000.000
                                                                                                            -------------------- +
TOTAL BIAYA PENUH                                                                  Rp. 270.000.000
                                   
·         Perhitungan Markup :
Biaya Tetap                                                                 Rp.   95.000.000
Laba yang diharapkan 20% x Rp. 1.000.000.000       Rp. 200.000.000
                                                                                    -------------------- +
Jumlah                                                                         Rp. 295.000.000
Biaya variable                                                             Rp. 165.000.000
                                                                                    -------------------- :
Markup                                                                                  179%

·         Perhitungan Harga Jual:
Biaya Variabel                                                Rp.  165.000.000
Markup 179% x 165.000.000                         Rp.  295.000.000
                                                                        -------------------- +
Jumlah harga jual                                            Rp.  460.350.000
Volume produksi                                                  10.000 kg
                                                                        --------------------- :
Harga jual per kg                                                Rp.  4.600

Kelemahan Penentuan HT atas dasar BIAYA
1.       Biaya penuh divisi penjual akan diperiksa / disetujui oleh divisi yang terlibat, sehingga bisa saja ada biaya yang akan ditolak divisi pembeli sebagai biaya yang tidak efisien dan jika divisi pembeli membeli produk dengan jumlah banyak à minta harga khusus
2.       Sulit untuk menentukan laba / ROI yang wajar bagi divisi penjual. Apalagi bila sebagian besar produk divisi penjual dijual ke luar, maka perlu dipisahkan antara biaya untuk penjualan ke luar dank e dalam (agar divisi penjual bisa menghitung laba yang diperoleh dari penjualan keluar)

JIKA GUNAKAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING

Jika activity based costing dipakai sebagai pendekatan perekayasaan biaya yang digunakan sebagai dasar penentuan harga transfer, unsure-unsur yang diperhitungkan dalam penentuan harga transfer menjadi :

Harga Transfer = Biaya penuh + Laba
 


                                                                              Berdasarkan :
                        Unit Level Activity Cost à jumlah yang diproduksi
                        Batch Level Activity Cost à jumlah batch produksi
                        Product Level Activity Cost à taksiran jumlah unit produksi
                        Facility Sustaining Activity Cost à taksiran unit produksi pd kap.normal

Yunita Corp. memiliki dua divisi (A dan B) yang di bentuk sebagai pusat laba. Divisi A menghasilkan suku cadang Q dan R yang dijual di pasar luar sebanyak 10% dan sisanya ditransfer ke divisi B. Manajer divisi A dan B sedang mempertimbangkan penentuan harga transfer suku cadang A untuk tahun anggaran yad. Perusahaan menggunakan pendekatan activity based costing dalam penentuan biaya penuh. Menurut anggaran, divisi A direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 1.000.000 unit suku cadang Q dan 2.000.000  unit suku cadang R.


Suku Cadang Q
Suku Cadang R
Unit Level Activity Cost
     Biaya standar perunit
Batch Related Activity Cost
     Biaya standar per batch
Product Sustaining Activity Cost
     Biaya perunit
Facility Sustaining Activity Cost
     Biaya setahun

Rp. 1.500

Rp. 200.000

Rp. 500

Rp. 200.000.000

Rp. 2.000

Rp. 150.000

Rp. 300

Rp. 400.000.000
Tabel 1 : Data Activity Costs suku cadang Q dan R

Misalkan divisi A mentransfer 1000 unit suku cadang Q ke Divisi B dalam bulan Januari 20X1. Jumlah tersebut diproduksi dalam dua productin run (batch)
Total aktiva Divisi A yang diperkirakan pada awal tahun anggaran Rp. 1.000.000.000 dan laba yang diharapkan divisi A yang dinyatakan dalam ROI sebesar  22%.
Markup untuk suku cadang Q dan R didasarkan pada unit level activity cost.
Diminta : Hitung harga transfer suku cadang Q !

Laba yang diharapkan 22% x Rp. 1Milyar
Unit Level Activity Cost :
        Suku cadang Q : 1.000.000 x Rp. 1.500
        Suku cadang R : 2.000.000 x Rp. 2.000
 Rp.   220.000.000

Rp. 1.500.000.000
Rp. 4.000.000.000
Markup
40%

Harga transfer 100.000 unit suku cadang Q bulan Januari 200X1 yang dibebankan oleh divisi A kepada divisi B :

Biaya Penuh:
Unit Level Activity Cost
       100.000 unit x Rp. 1.500
Batch Level Activity Cost
       2 batch x Rp. 200.00
Product Level Activity Cost
       100.000 unit x Rp. 500
Facility Level Activity Cost
       100.000 unit x Rp. 200 à Rp. 200.000.000 : 1.000.000 unit


Rp. 150.000.000

Rp.        400.000

Rp.   50.000.000

Rp.   20.000.000
Biaya Penuh suku cadang Q
Markup 40% x Rp. 150.000.000 (unit Level Activity Cost)
Rp. 220.400.000
Rp.   60.000.000
Harga Transfer suku cadang Q (100.000 unit)
Rp. 280.400.000


MASALAH PENENTUAN SUMBER PENGADAAN (Sourcing Decision)

Contoh Soal :
Divisi X memproduksi suku cadang A yang dapat dijual di pasar atau ditransfer ke divisi Y untuk dirakit dengan suku cadang lain menjadi produk yang dijual di pasar luar perusahaan sebagai produk akhir divisi Y. Harga pasar suku cadang divisi X dan biaya variable disajikan berikut ini :


Divisi X
Harga pasar suku cadang A jika dijual / kg
Biaya variable / kg

Laba kontribusi / kg
Volume produksi divisi X setahun

Jumlah laba kontribusi untuk 20.000 kg produk
Rp. 1.500
Rp.    700
------------- +
Rp.    800
20.000 kg
------------- x
Rp. 16.000.0000

Divisi Y
Harga pasar hasil produk divisi Y / unit
Biaya variable yang ditambahkan oleh divisi Y
-          Biaya perakitan
-          Biaya pemasaran
Rp. 1.700

Rp.    500
Rp.   400

HARGA TRANSFER yang sebaiknya ditetapkan untuk suku cadang divisi X tergantung dari :

1. Jika divisi X beroperasi pada kapasitas penuh à DIVISI X jual produk ke luar


Divisi Y
Harga pasar
Biaya variable :
-          Dari divisi X
-          Ditambah pada divisi Y
            Perakitan   Rp. 500
            Pemasaran    Rp. 400
Kerugian divisi Y jika beli dari divisi X



Rp. 1.500
Rp.    900


Rp. 1.700

Rp. 2.400



Rp.    700

2. Jika divisi X tidak beroperasi pada kapasitas penuh à DIVISI X jual produk ke divisi Y tetapi dengan harga Rp. 750,- bukan Rp. 1.500,- à sama-sama untung !


Divisi X
Divisi Y
Harga transfer
Rp. 750

Harga pasar



Rp. 1.700
Biaya variable :
    Divisi X
    Dari divisi X
    Ditambah dengan divisi Y :
-          Perakitan
-          Pemasaran

Rp. 700





Rp. 500
Rp. 400


Rp. 750


Rp. 900





Rp. 1.650
Laba kontribusi
Rp. 50


Rp. 50

Kelamahan penentuan harga transfer atas dasar BIAYA :
  1. Harus dicapai persetujuan lebih dahulu antar divisi penjual dan pembeli mengenai biaya apa saja yang dapat diterima sebagai dasar penentuan harga transfer.
  2. Sebenarnya sangat sulit untuk menentukan laba atau ROI yang wajar bagi divisi penjual
  3. Divisi penjual menjamin akan mandapatkan laba atau ROI seperti yang telah disetujui divisi pembeli dan penjual à padahal ini menjadi dasar penilaian kinerja divisi penjual.
PENENTUAN TRANSFER PRICE ATAS DASAR HARGA PASAR

Jika produk yang mau ditransfer punya harga pasar, maka harga pasar dapat dipandang sebagai dasar yang adil.

Harga pasar dipandang sebagai Opportunity Cost :
Penjual à Penghasilan yang akan dikorbankan di dalam mentransfer produk kepada divisi pembeli
Penjual à Biaya yang seharusnya dikeluarkan jika produk tersebut dibeli dari luar.

Harga Pasar disini adalah HARGA PASAR MINUS dengan alasan :
  1. Kuantitas produk yang ditransfer umumnya cukup besar, sehingga menimbulkan penghematan pada divisi penjual, sehingga terjadi potongan volume (volume discount)
  2. Dalam transfer barang, divisi penjual tidak mengeluarkan biaya-biaya seperti iklan, promosi, komisi dll
  3. Juga untuk transfer tidak dibutuhkan biaya penggudangan.


Persentase
Harga Pasar
DIKURANGI :
Potongan Volume
Biaya Penjualan
Komisi Penjualan
Biaya Penagihan
Biaya Pegudangan
100

1.0
12.0
2.0
0.5
5.5
Total Biaya Pengurangan
21.0
Harga transfer dalam % dari harga pasar
79.0
Penyajian penentuan harga transfer dengan metode market price minus

Kelemahan Harga Pasar :
1.       Tidak semua produk punya harga pasar
2.       Divisi penjual punya pasar yang sudah pasti (yaitu divisi pembeli) sehingga keuntungan ini hanya dinikmati oleh divisi pembeli saja (divisi penjual hanya dituntut harus bisa capai harga pasar)
3.       Tentukan Harga pasar terkadang sulit saat harga pasar sangat berfluktuatif

PASAR TERBATAS

Dalam pasar yang terintegrasi, sourcing decision jadi sangat terbatas :
  • Divisi penjual à kesulitan cari alternative pasar di luar perusahaan bagi produknya
  • Divisi pembeli à kesulitan cari alternative pemasok lain di luar perusahaan
Hal ini disebabkan karena keadaan sbb :
  1. Jika 1 divisi dalam sebuah perusahaan adalah pemasok tunggal bagi komponen suatu produk, tidak mungkin terdapat kapasitas yang disediakan oleh pemasok luar untuk komponen produk tersebut.
  2. Jika suatu perusahaan telah putuskan untuk melakukan investasi yang significant dalam 1 fasilitas produksi, kecil kemungkinan perusahaan tersebut menggunakan sumber dari luar perusahaan untuk memenuhi kebutuhan produk, meskipun di luar perusahaan tersedia sumber tersebut à bisa gunakan sumber dari luar perusahaan, asal harga yang ditawarkan oleh pemasok luar mendekati biaya variable perusahaan à sangat jarang terjadi
  3. Tersedianya kapasitas di dalam perusahaan membatasi penyediaan kapasitas di luar perusahaan…………………………….

HARGA SAING
à Harga produk yang sama dengan produk yang ditransfer, yang berlaku di pasar luar
à Harga saing lebih baik sebagai harga transfer dibandingkan dengan harga transfer yang ditetapkan secara intern dalam perusahaan yang terintegrasi, karena :
  1. Harga saing mengukur kinerja suatu divisi dalam menghadapi persaingan
  2. Harga saing tidak terikat oleh kondisi internal perusahaan.
  3. Harga saing dapat mengukur kontribusi masing-masing divisi terhadap laba perusahaan secara keseluruhan saat kapasitas di dalam perusahaan tidak tersedia, perusahaan harus membeli dari luar pada harga saing. Selisih antara harga saing dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan merupakan uang yang dapat dihemat karena memilih alternative membuat sendiri dibandingkan dengan alternative membeli dari pemasok luar atau sebaliknya.

Cara memperoleh harga saing :
  1. Melalui tender à perusahaan akan peroleh penawaran harga dari berbagai pemasok
  2. Harga pasar yang diterbitkan oleh perusahaan lain à dijadikan harga saing, dengan syarat :
            Harga tersebut mencerminkan harga yang benar-benar berlaku dipasar
            Kondisi perusahaan yang terbitkan harga tersebut memiliki kondisi yang sama dengan kondisi yang ada di perusahaan . Mis :harga ditentukan untuk kapasitas “raksasa” à harus diterapkan di perusahaan yang memproduksi dengan kapasitas “raksasa” juga.

MASALAH DALAM PENENTUAN HARGA TRANSFER

Setiap harga transfer akan menjadi biaya variable bagi divisi pembeli, meskipun dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan, harga transfer tersebut mengandung unsur biaya tetap dari divisi penjual à JIKA manajer divisi pembeli melakukan perencanaan laba jangka pendek à usaha optimasi laba jangka pendek yang dilakukan oleh divisi pembeli tidak selalu berakibat optimasi laba perusahaan secara keseluruhan (hal ini bisa terjadi jika menggunakan harga transfer perunit.

Untuk divisi penjual yang menjual seluruh (hampir seluruh) produknya ke divisi lain dalam perusahaan yang sama, divisi penjual disebut CAPTIVE SUPPLIER à memiliki tanggung jawab pokok pada pengendalian biaya, mutu produk dan ketepatan jadual produksi dan TIDAK memiliki wewenang yang significant dalam bidang pemasaran à laba divisi CAPTIVE SUPPLIER sangat ditentukan oleh volume produk yang dijual à penilaian kinerja SANGAT COCOK di dasarkan atas biaya dibanding LABA à Pseudo profit center (pusat laba tidak dalam arti yang sebenarnya) à karena laba divisi penjual sangat ditentukan oleh kinerja divisi lain.

Untuk memecahkan masalah yang dihadapi Captive supplier di atas, ada dua alternative yang dapat dipilih :
  1. Memperlakukan divisi penjual sebagai pusat biaya à Pjelasan di atas
  2. Memilih satu dari tiga alternative harga transfer :
             Beban tetap bulanan
             Pembagian laba
             Dua macam harga.

BEBAN TETAP BULANAN
Contoh : Divisi MIRA mentransfer seluruh produknya ke divisi ADNAN. Struktur biaya divisi MIRA dalam memproduksi produk adalah sbb:

Biaya variable perunit                                                 Rp.          800.000
Biaya tetap pertahun                                                   Rp.    600.000.000
Investasi dalam modal kerja dan fasilitas produksi    Rp. 2.400.000.000
Tarif kembalian investasi                                            10%

Harga transfer produk divisi MIRA yang ditransfer ke divisi ADNAN dihitung sbb:
  1. Untuk setiap unit produk yang ditransfer oleh divisi MIRA, Divisi ADNAN dibebani harga sebesar Rp. 800.000 perunit
  2. Setiap bulan divisi ADNAN dibebani tambahan beban :
(1)   biaya tetap sebesar Rp. 50.000.000 (Rp. 600.000.000 : 12 bulan)
(2)   Laba sebesar Rp. 20.000.000 (10%x Rp. 2.400.000) : 12 bulan

Jika dalam suatu bulan Divisi MIRA mentransfer 10.000 unit produk ke divisi ADNAN, beban yang ditanggung oleh divisi ADNAN dalam bulan tersebut dihitung sbb:
            Biaya variable 2.000 x Rp. 800.000                Rp. 1.600.000.000
            Biaya tetap                                                      Rp.      50.000.000
            Laba                                                                Rp.      20.000.000
                                                                                    ---------------------- +
            Harga Transfer                                                Rp. 1.670.000.000

à Dengan metode harga transfer beban tetap bulanan, divisi penjual sebagai captive supplier tidak dipengaruhi kinerjanya oleh volume penjualan divisi pembeli. Walaupun divisi tidak mentransfer produk ke divisi pembeli à divisi pembeli dijamin SELALU mendapatkan laba.

PEMBAGIAN LABA (Profit Sharing)
1. Divisi pembeli dibebani biaya variable standar untuk setiap unit produk yang ditransfer oleh divisi penjual ke divisi pembeli.
2. Biaya variable divisi penjual ke divisi pembeli digunakan untuk menghitung biaya variable kumulatif produk yang selesai diproduksi dan dijual oleh divisi pembeli
3. Setelah divisi penjual berhasil menjual produk tersebut ke pasar luar, laba kontribusi yang diperoleh à dibagi secara adil kepada divisi penjual dan pembeli.

Contoh : PT. GINANDA memiliki dua pusat laba : Divisi ANDHIKA dan divisi SUSI. Biaya variable perunit produk yang dihasilkan sbb:

Divisi ANDHIKA
Divisi
SUSI
KUMULATIF
Biaya variable perunit
Biaya variable perunit yang       ditambah Dalam divisi SUSI
Biaya variable perunit kumulatif
Rp. 8.000


Rp. 5.000



Rp. 13.000

Misalkan dalam suatu bulan divisi ANDHIKA mentransfer 1000 unit produk ke divisi SUSI. Laba kontribusi yang dihasilkan dari penjualan produk yang dilakukan oleh divisi SUSI dibagi menurut perbandingan proporsi biaya variable masing-masing divisi dalam total biaya variable produk.
Jika 1000 unit produk dapat dijual seluruhnya oleh divisi SUSI dengan harga jual Rp. 20.000/unit maka perbandingan laba diperhitungkan sbb :
Hasil penjualan 1.000 unit x Rp. 20.000
Biaya variable kumulatif : 1.000 x Rp. 13.000
Rp. 20.000.000
Rp. 13.000.000
Laba Kontribusi
Rp.   7.000.000
Laba bagi Divisi ANDHIKA : 8/13 x Rp. 7 juta
Laba bagi Divisi SUSI : 5/13 x Rp. 7 juta
Rp.   4.307.692
Rp.   2.692.308
Jumlah Laba yang dibagi
Rp.   7.000.000

DUA PERANGKAT HARGA (Two Sets of Price)
Dua perangkat Harga :     -      Harga Untuk dijual ke luar
-             Harga Untuk dijual ke divisi lain

Laporan rugi-laba divisi RINA dan FAIZAL, perusahaan secara keseluruhan :

Divisi RINA
Divisi FAIZAL
Perusahaan
Pendapatan Penjualan
Biaya variable
Rp. 11.000.000
Rp.   8.000.000
Rp.  18.000.000
Rp.  13.000.000
Rp. 29.000.000
Rp. 21.000.000
Laba Kontribusi
Adjustment
Rp.   3.000.000
Rp.    5.000.000
Rp.   8.000.000
Rp.   3.000.000
Laba kontribusi setalah adjustment
Rp.   5.000.000

Adjustmen sebagai pengurang laba perusahaan à Karena Laba Rp. 3.000.000 pada akhirnya telah menjadi biaya saat berada di divisi pembeli / FAIZAL.

PENGELOLAAN HARGA TRANSFER
Ada 2 aturan formal yang ditetapkan dalam mengatur penetapan harga transfer :

  1. Negosiaasi Antar divisi
  2. Arbitrase à hanya jika jalan negosiasi tidak bisa ditempuh.
sumber :
1. http://www.perbanas.org/?pilih=news2&aksi=lihat&id=4
2.dion.staff.gunadarma.ac.id
3.cafe-ekonomi.blogspot.com